FERMENTASI SEDERHANA MENGGUNAKAN UREA (AMONIASI JERAMI)
Artikel berikut saya sampaikan sebagai
sedikit informasi yang bisa saya bagi kepada pembaca, banyak dari kalangan
pembaca yang berlatar belakang didunia pertanian dan peternakan.
Sebagai peternak kita paham akan
kesulitan peternak dalam memberi pakan hewan ternaknya dikala musim kemarau
melanda,bahkan dibeberapa daerah sampai menjual
hewan ternaknya untuk membeli pakan, sampai ada istilah kambing makan kambing, hal itu berbanding terbalik dikala musim
hujan, Rumput dan hijauan melimpah dimana-mana, dan limbah dari pertanianpun melimpah
dimana-mana. Seperti halnya jerami,khususnya jerami padi,bahkan menurut
penelitian pemanfaatan jerami padi sebagai pakan
baru mencapai 31-39%, sedangkan yang dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai
pupuk 36-62%, dan sekitar 7-16% digunakan untuk keperluan industri.
Namun pemanfaatan jerami sebagai pakan
ternak dikala musim kemarau melanda terhadang oleh kelemahan dari jerami itu
sendiri yaitu kandungan kadar protein yang rendah sekitar 3-5% lebih rendah dibanding
rumput gajah yang mencapai 12-14%, kelemahan yang lain adalah rendahnya
kecernaan yang disebabkan kandungan lignin sekitar 6-7% dan silikat 13 %,
lignin dan silikat ini bagaikan kaca pelapis, yang melapisi zat-zat yang
berguna dan bernilai energi tinggi seperti protein, selulose, hemiselulose,dan
kelemahan yang lainnya yaitu Ikatan serat di dalamnya juga sangat kuat.
Untuk membuat jerami layak sebagai
pakan ternak ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengolah jerami
tersebut, antara lain dengan proses fermentasi,proses fermentasi sederhana bisa
dengan bantuan urea yang dikenal dengan amoniasi atau dengan bantuan
bioaktivator yang belakangan ini banyak macamnya yang dijual ditoko peternakan.
Amoniasi adalah proses pengolahan secara
kimiawi dengan bantuan gas amonia,urea adalah penghasil gas amonia yang murah
dan mudah didapatkan 1 kg urea menghasilkan 0,57 kg gas amonia dan mengandung +
45 % unsur nitrogen.
Dengan proses amoniasi didapat
manfaat yaitu :
- Merubah tekstur dan warna jerami yang semula keras
berubah menjadi lunak dan rapuh
- Warna berubah dari kuning kecoklatan menjadi coklat tua
- Meningkatkan kadar protein antara 7-9%, serat kasar,
energi bruto (GE), tetapi menurunkan kadar bahan ekstrak tiada nitrogen
(BETN) dan dinding sel
- Meningkatkan bahan kering, bahan organik, dinding sel,
nutrien tercerna total, energi tercerna, dan konsumsi bahan kering jerami
padi
- NH3 cairan rumen meningkat
- Memberikan balan nitrogen yang positif
- Menghambat pertumbuhan jamur
- Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami.
Berikut
Hasil Analisa Laboratorium Amoniasi Urea Jerami Padi
|
Jerami
Padi
Tanpa
Amoniasi
|
Jerami
Padi
Teramoniasi
|
Protein Kasar (%)
|
3,45
|
6,66
|
Lemak (%)
|
1,20
|
1,21
|
Serat Kasar (%)
|
33,02
|
35,19
|
BETN
|
37,27
|
31,76
|
Abu
|
25,06
|
25,18
|
Kandungan Dinding Sel (NDF)
(%)
|
79,80
|
75,09
|
Energi Bruto (GE) (Kcal/kg)
|
3539,48
|
3927,36
|
Demikian sedikit informasi yang bisa
saya tulis,untuk bahan dan teknik pembuatannya akan saya sampaikan diartikel
yang lainnya sekaligus untuk perbandingan dengan proses fermentasi dengan
bantuan bioaktivator yang belakangan ini banyak macam dan bentuknya.
Semoga bermanfaat dan Maju terus
peternak lokal indonesia